Cerpenku



My First Love

Karya: Maharani Dita Nugraheni

Hai, namaku Bella Larasati, aku biasa dipanggil Bella. Pagi-pagi aku segera berangkat ke sekolah, jam stengah tujuh pagi aku dari rumah. Menunggu bus yang akan mengantarku kesekolah, aku sambil membaca buku. Tiba-tiba temanku datang, Sita namanya, tapi aku sering memanggilnya dengan sebutan ‘kutu’ karna dia itu si kutu buku. Dia orang yang pandai dikelas, dan dia salah satu sahabat baikku. Sekarang aku udah duduk di bangku SMU, dan sudah beranjak dewasa. “Mungkin aku sudah sepantasnya memiliki pacar saat ini”, fikirku. Disekolahku ada salah satu siswa yang aku sukai, Alfian namanya, tapi sayangnya banyak sekali yang menyukainya, kalau aku mendekatinya aku takut kalau aku dicuekin. Setiap kali aku melihatnya, hatiku terasa berdegup kencang. Tapi aku seringkali menyepelekan ini, karna tidak mungkin aku bisa mendekatinya dan memiliki Alfian. “Itu mustahil sekali!!”, kataku.
Saat ku ceritakan semua apa yang aku rasakan terhadap Alfian ke Sita, dia malah menertawakanku. Aku pun menjadi malu. “Apa kamu nggak salah suka sama Alfian Bel?” tanya Sita. Akupun langsung menundukkan kepalaku, sambil berkata iya.
“Bella, Alfian itu sebenernya cocok kok sama kamu, dia ganteng, kamu juga cantik kok. Selain dia kapten basket disekolah kita dia juga pintar, baik, sopan lagi. Apa kamu mau aku kenalkan ke Alfian?” kata Sita.
Dalam hati aku ingin sekali berkenalan dengan Alfian. “Tapi kutu? Aku malu, dan mungkin dia juga nggak bakalan mau kenalan sama aku. Melirikku saja nggak pernah, apa lagi berkenalan denganku? Nggak bakalan mau deh”, jawabku.
“Eitss.. jangan nyerah dulu dong sebelum dicoba, udah deh kamu tenang aja, dia pasti mau kok kenalan sama kamu. Tunggu bentar ya”, kata Sita sambil menghampiri Alfian.
“Ehh, tapi Kutu? Ehh, jangan!!”, kataku dengan suara melirih. Entah bicara apa Sita dengan Alfian, aku menjadi bingung dan penasaran.
Keesokan harinya disekolah aku bertemu dengan Alfian, begitu senangnya dan terkejutnya aku. Tiba-tiba dia melirikku dan mengajakku senyum, yang lebih mengejutkannya lagi dia mengajakku bicara dan mengajakku berkenalan. Terasa bahagianya aku biasa berkenalan dengan Alfian.
Jam berputar, hari berganti hari aku dan Alfian menjadi dekat semenjak aku berkenalan dengannya. Hampir setiap hari aku jalan dengannya, sampai-sampai teman-temanku mengira aku dan Alfian itu pacaran. Bahkan Sita pun juga mengiraku begitu, padahal enggak. Saat ku duduk dikursi dekat lapangan basket sambil melihat Alfian latihan basket Sita menghampiriku. “Sedang apa kamu Bel? Ohh, aku tau, pasti kamu lagi mandangin Fian ya? Ayo ngaku?? Sejak kapan kamu jadian Bel? Kok aku ga dikasih tau?” Tanya Sita.
                “Apaan sih kamu Kutu? Siapa juga yang lagi mandangin Fian? Dan siapa juga yang jadian sama Fian? Ga usah sok tau deh kamu”, jawabku dengan tersenyum sambil mencubit kedua pipi Sita.
“Aduh,, sakit tauuu. Eh tapi kamu udah deket kan sama Fian? Ciee, Bella,, selamat ya Bel semoga cepet jadian, haha”, sautnya.
Aku tersenyum sambil memandang Sita. “Sit? Apa aku boleh cerita sama kamu?”, tanyaku dengan rasa ragu-ragu.
“Boleh aja, emang mau cerita apa Bel? Apa kamu ada masalah?”, tanya nya.
“Enggak sih, cuman aku pengen bicara jujur sama kamu. Alfian itu adalah cinta pertamaku Sit, dan aku ga pernah suka sama orang seperti ini”, kataku dengan berbisik-bisik.
“Oh ya? Serius kamu Bel?”, jawabnya dengan kaget.
“Iya Sit, aku serius ini”, kataku.
Sita langsung berdiri dan bergegas menghampiri Fian yang sedang latihan basket.
“Alfian,, bisa kesini sebentar?” panggil Sita.
“Iya, ada apa Sit? Ada yang bisa aku bantu?”, jawab Fian.
“Apa nanti pulang sekolah kamu ada waktu? Kalau ada nanti kita jalan yuk, aku pengen cerita-cerita sama kamu”, jawabnya.
“emm, kayaknya nanti pulang sekolah punyaku ada pelajaran tambahan satu jam, gimana? Atau gini aja, nanti setelah selesai pelajaran tambahan kita ketemuan di tempat biasa”, Kata Fian.
“Oke deh, aku tunggu ya”, jawab Sita.
Tengg!! tengg!! Bel berbunyi, tanda pelajaran telah usai, Sita menunggu Fian di tempat bisa, satu jam sudah berjalan. Tiba-tiba Alfian datang mendekati tempat duduk Sita.
“ Hai Sit, udah lama nunggu ya? Maaf ya lama? Hehe”, jawab Fian sambil tersenyum.
“Iya, enggak papa kok, santai aja”, jawab Sita.
“Gimana Sit, mau cerita apa nih?”, tanya Fian.
Lalu Sita menceritakan semua tentang Bella ke Alfian. Tapi saat Sita jalan berdua dengan Alfian, aku melihat mereka berdua. Aku menyangka bahwa Sita telah menusukku dari belakang. Keesokan harinya aku bertemu dengan Sita. Tetapi aku menghiraukannya, dan buru-buru meninggalkan Sita.
“Bel, kamu kenapa sih? Kok begitu melihatku kamu diem aja?”, tanya Sita sambil mengejarnya.
“Aku tau kok akal busuk kamu itu, udah deh kamu nggak usah sok-sokan peduli sama aku”, jawabku.
“Maksud kamu apa Bel? Aku nggak ngerti?”, jawabnya.
“Alah, kamu nggak usah sok-sokan nggak tau deh, kamu kemaren abis jalan berduakan dengan Alfian? Padahal kamu tau kalau aku suka sama dia”, kataku.
“Haha, kamu jangan berburuk sangka dulu Bel, kemaren aku jalan berdua sama Alfian karna aku pengen nyeritain semuanya tentang kamu ke Alfian. Jangan marah dulu dong sayang”, jawabnya.
“Jadi, kemaren itu???” Jawabku dengan penuh tanya.
“Iya, kemaren aku sengaja jalan berdua sama Alfian, aku itu mau bantuin kamu deket sama Fian”, jawabnya.
Aku lalu meminta maaf kepada Sita atas kesalah pahamanku.
Setelah jam pelajaran selesai aku pulang, saat aku berdiri didekat gerbang sekolah, tiba-tiba Alfian menghampiriku dan mengajakku pulang bareng. Di jalan kami saling bercakap-cakap dan saling bercanda. Tiba-tiba??? “Bella, ada yang mau aku omongin ke kamu”, kata Alfian.
“Apa Al?”, jawabku dengan penuh keraguan.
“Jujur ya, setiap aku didekatmu aku merasa nyaman. Semenjak kita sering jalan berdua semua terasa berbeda. Aku suka sama kamu Bel, apa kamu mau jadi teman dekatku?”, kata Alfian sambil melihatku.
Aku pun terdiam, dan berfikir harus bagaimana aku menjawabnya. Diperjalanan kami saling diam, lalu kami berhenti dan saling bertatap muka.
“Gimana Bel, dengan jawaban kamu? Aku terima kok dengan jawaban kamu, apapun itu”, ucapnya sambil tersenyum.
“Emm,, aku juga sama kamu Al, tapii,,,
“Tapi apa Bel? Apa kamu menolakku?”, jawabnya dengan muka kecewa.
“Oh, enggak, bukan gitu. Aku mau jadi teman dekat kamu, tapi apa kamu serius dengan semua ini?”, tanyaku lagi.
“Aku serius Bel, aku sayang sama kamu”, jawabnya.
“Iya, aku mau Al jadi temen dekat kamu”, jawabku sambil tersenyum dengannya.
“Kamu serius Bel? Makasih ya udah nrima aku, aku seneng bisa tambah deket sama kamu”, kata Alfian.
“Aku serius Al, iya sama-sama tapi nggak usah lebay gitu”, kataku.
Lalu Alfian menggandeng tanganku dan tersenyum padaku. Sampai di pertigaan kami berpisah karna rumah kami berbeda kompleks. Sebelum berpisah kami berhenti sebentar, lalu kata-kata yang sebelumnya belum pernah kudapatkan terucap. “I love you Bella”, ucapnya.
“I love you too Alfian, you’re my first love in my life”, jawabku dengan penuh rasa senang.
“Aku berjanji, my love for you will never be replaced Bella”, jawab Alfian.
“Thanks Al, hati-hati dijalan ya, dan sampai bertemu besok di Sekolah”, ujarku.
“Iya, kamu juga hati-hati dijalan ya. Sampai jumpa”, jawabnya dengan tersenyum.
Aku pun tersenyum dan aku melanjutkan langkahku menuju rumah. Sekarang hari-hariku sudah terisi dengan penuh warna. Dan semoga hubunganku dengan Alfian bisa langgeng.



Share this:

JOIN CONVERSATION

7 comments:

  1. manteb ceritane, nek aku dadi alfian trus kowe dadi bella piye ? haha

    ReplyDelete
  2. wkwkwk, yo rapopo kak. tapi itu ceritane kurang menarik. lg awal2 langsung ke inti.

    ReplyDelete
  3. haha nane???? haha tapi koyo FTV ceritane :p

    ReplyDelete
  4. wkwkwk tp iki ngarang dewe lohh :D yo sok tak gawe sek luweh mendalam luweh berbeda :D

    ReplyDelete
  5. WOW... di gawe novel.... ngomong nek wes dadi ceritne!!!

    ReplyDelete
  6. yoh, kalau ga males aku buat novel :)), oke sipp wani piro?

    ReplyDelete